TETAP BERTAHAN SAMPAI AKHIR

    Pada suatu hari ada seorang anak yang keluarganya bisa disebut strick parent’s karena kedua orang tuanya memperlakukannya dengan tegas, hampir setiap hari ia dimarahin oleh orang tuanya dan dari pandangan orang lain keluarganya damai dan baik-baik saja,dan dari perkataan itu membuatnya senang karena Allah masih menutupi aib keluarganya,dia memiliki dua adik, adik pertamanya klas 1 SD, adik yang kedua sekolah PAUD sedangkan dia sekarang kelas 6 SD di semester II, dan dia bernama Zainab.




    Zainab sedikit berbicara dan dia jarang tersenyum ataupun tertawa,dia orangnya tidak peduli dengan orang lain karena Zainab merasa dirinya tidak dipedulikan oleh orang lain, dia juga bisa dibilang pemalas. Zainab berparas cantik memiliki badan yang tinggi berambut tebal hitam panjang sepinggang yang melengkapi kecantikannya ماشاالله. Dia juga mempunyai trauma terhadap panggung karena suatu kejadian yang ada di masa lalu.

      Suatu ketika ia stress karena perbuatannya selalu salah dimata orang tuanya dan orang lain,karena merasa saking penatnya berfikir tanpa sadar Zainab membenturkan pelan kepalanya ke tembok sampai beberapa kali sampai akhirnya lelah dan tidak sadar sudah tertidur. Tidak terasa Zainab sudah tidur tiga jam lamanya sampai rasa lapar mendera perut keroncongan yang membuat Zainab terbangun akan rasa laparnya, setelah itu ia pun bangun bergegas menuju dapur untuk mengambil makanan dan dengan lahapnya menikmati makanan yang tersedia. Sedang enak-enaknya makan terdengar suara adzan dan ia pun menjawabnya, selesai menjawab makanan dilanjutkan makan sampai makanan habis. Setelah selesai makan Zainab mengambil air wudhu untuk menunaikan kewajiban sholat lima waktu. Setelah selesai sholat tak lupa berdoa memanjatkan doa agar diberikan kesabaran, keikhlasan atas ujian yang diberikan dan memohon agar dipertemukan dengan orang-orang yang nasib sama serupa dengan dirinya bahkan jika memungkinkan nasibnya lebih parah. Sholat sudah selesai ditunaikan, dia pun melipat mukena dan menyimpannya di tempat yang telah disediakan.


    Melihat kondisi jemuran yang sudah banyak yang kering dan siap diangkat,dengan sedikit malas Zainab mengambil pakaian-pakain kering tersebut dikumpulkan dibawanya ke ruang keluarga untuk dilipat dan dirapikan, pakaian kondisi sudah siap rapi selanjutnya di tata masuk kedalam lemari pakaian sesuai dengan pemiliknya. Kemudian setelah semua selesai Zainab segera ke kamarnya untuk belajar persiapan ujian ASPD besok.

    Ketika tiba hari Ahad, Zainab di tanya oleh ibunya “ mau sekolah SMP dimana?”...Zainab pun menjawab dengan nada rendah “Ibu aku ingin sekolah SMP di Pondok Pesantren yang sekolahnya itu dekat dengan sekolahan adik”. Ibu : “kamu beneran mau sekolah di situ?”, Zainab menjawab : “iya bu”. Selanjutnya keesokan harinya ibu dan Zainab mengunjungi sekolah untuk mendaftarkan Zainab di pondok pesantren yang dekat dengan sekolah sang adik. Bersamaan dengan pendaftaran diadakan seleksi calon siswa, semua pendaftar wajib mengikuti tes sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

    Sepekan berlalu,saatnya pun tiba. Hasil dari seleksi penerimaan siswa baru di sekolah pondok pesantren, saat-saat yang menegangkan pengumuman diterima atau tidak diterimanya untuk bisa bersekolah. Akhirnya Zainab mendapatkan informasi diterima, tidak bisa dipungkiri perasaan hati sangatlah senang.

    Tiga hari kemudian, waktunya acara wisuda kelulusan SD. Walau tidak ditemani oleh orang tua, tidak ada rasa kecil hati tak mengapa karena sudah terbiasa dan sudah menduga itu akan terjadi. Zainab Pun tetap bersemangat menghadiri acara wisuda SD di sekolah.


    Tiba saatnya untuk masuk pondok, sebelum berangkat ibu berpesan agar dipondok dapat menjaga diri dan jangan bersikap yang aneh-aneh. Keberangkatan ke pondok diantar oleh ayah. Sesampainya di pondok Zainab langsung ditinggal pergi ayah karena akan ada urusan yang mendesak. Baru disadari ternyata pondok yang dipilih adalah pondok salaf.

    Hari pertama di pondok, mendapatkan teman bernama Fatimah, tapi sangat disayangkan kamar mereka terpisah jadi tidak bisa saling cerita. Tetapi masih ada teman baru lagi, yang satu kamar namanya Ruqaiyah. Kami bertiga,aku.. Fatimah dan Ruqaiyah selalu bersama seperti sudah kenal lama sebelum masuk pondok. Tapi sayang beberapa hari di pondok Fatimah langsung keluar karena mengikuti kakaknya di pondok yang berbeda.

    Kegiatan belajar mengajar pun dimulai,di hari pertama masuk kelas diadakan pemilihan ketua dan wakil serta sekretaris dan bendahara. Selanjutnya hari kedua barulah dimulai kegiatan belajarnya. Zainab baru tau jika pelajaran yang diampu oleh ustadz ruangan menggunakan hijab. Jumlah murid di sekolah SMP kelas 7 ini berjumlah 28 siswa.

    Mulailah kegiatan pondok dilakukan mulai dari KBM di pagi hari baik pelajaran umum maupun pelajaran diniyah, selanjutnya..setelah selesai jam pelajaran sekolah dilanjutkan kegiatan pondok yang lain yaitu tahfidz. Belum ada selang sebulan sudah muncul permasalahan diantara teman-teman Zainab dan tentunya tidak ikut-ikutan dengan masalah itu dia tidak mau terlibat dan ikut kena masalah juga. Adanya beberapa masalah yang ada di pondok menjadikan pertemanan dengan Ruqaiyah menjadi renggang, Zainab dan Ruqaiyah jarang banget berbicara satu sama lainnya.

    Seiring berjalannya waktu, selama menempuh semester satu dia merasa sendiri seperti sebatang kara sendiri, jauh dari orang tua saudara dan teman. Hingga tibalah waktunya untuk UAS semester 1, merasa sendiri dan tidak ada yang menyemangati menjadikan Zainab tidak fokus dalam belajar. Alhasil setelah menerima hasil penilaian raport dia mendapat nilai pada peringkat terakhir di kelas.

    Tibalah saat perpulangan, ibu Zainab menjemput sekaligus mengambil hasil raport. Terlukis wajah sedih dan kecewa ibu saat melihat hasil yang tertulis di raport dengan nilai yang buruk. Selama perjalanan pulang ibu bertanya “kamu ada masalah dengan teman atau kakak kelasmu?”,Zainab menjawab “enggak bu”. Dan akhirnya sampailah dirumah, selama liburan setiap harinya dia selalu dirumah saja kecuali hari Ahad pergi kerumah simbah, selama di rumah simbah Zainab selalu saja menonton televisi,dan suatu ketika saat Zainab kembali berlibur ke tempat neneknya ia diberitahu oleh neneknya bahwa om-nya akan membelikan Zainab sebuah ponsel di liburan semester satu ini. Tentu saja hal ini membuat hati Zainab melonjak kegirangan yang langsung mengucap “Alhamdulilah” sebagai ungkapan rasa syukurnya.



    Dan tiba saatnya Zainab kembali ke pondok untuk memulai semester II dikelas 7, di semester itu Zainab berteman akrab dengan salah satu temannya bernama Asiyah dan 1 orang kakak kelasnya. Berkat keakraban itu membuat Zainab merasa tidak sendiri lagi, apalagi Zainab merasa bahwa kakak kelasnya bernasib sama dengan dirinya bahkan bsa dibilang lebih parah nasibnya dalam hal pertemanan. Di sisi lain Zainab juga merasakan pertemanan dengan orang-orang yang bisa dibilang kalau makan suka pilih-pilih, orang-orang yang egois karena hanya mementingkan dirinya sendiri menambah warna pertemanan Zainab.Hari pun berlalu saatnya memasuki UAS semester II Zainab mulai belajar dengan tekun tapi entah kenapa semua pelajaran yang ia pelajari tak ada yang bisa masuk ke pikirannya. Akibatnya nilai Zainab menjadi lebih buruk dari semester satu kemarin, membuat Zainab kembali bersedih hati.

    Liburan semester II tiba saatnya Zainab dijemput dari pondok untuk menikmati masa liburan dirumah bersama keluarganya. Namun hal ini tidak membuat Zainab bahagia karena ia merasa telah mengecewakan orang tuanya untuk yang kedua kali. Menikmati masa liburan Zainab bertamasya ke pantai bersama keluarganya, membuat rasa sedih di hati Zainab agak berkurang namun masih berbekas belum sepenuhnya hilang.



    Memulai kelas 8-nya Zainab mulai merasa sendiri lagi karena kakak kelas yang akrab dengannya telah lulus dan tidak melanjutkan SMA-nya disini. Sedangkan temannya yang bernama Asiyah itu ternyata hanya memanfaatkan Zainab agar bisa berteman dengan kakak kelasnya yang sudah diwisuda itu. Di Kelas 8 ini Zainab hanya mampu mendapatkan hafalan 10 juz. Di kelas Zainab merasa terkucilkan dan terasa direndahkan.Zainab pernah berpikiran untuk kabur dari pondok, tapi kalau ia bertindak seperti itu ia tidak lebih dari seorang pengecut karena ia sendiri yang telah memilih. Masa Zainab akan melarikan diri dari masalah begitu saja, pergulatan batin terus menerus membuat Zainab mantap harus tetap bertahan dan berjuang sampai lulus.Kegiatan sehari-hari ia lewati dengan rasa kesepian sampai tiba waktunya UAS semester satu. Zainab tetap terus berusaha walaupun seperti biasa tidak ada pelajaran yang bisa masuk ke pikirannya.Namun ia berusaha tetap fokus akibatnya nilai Zainab kembali turun bahkan lebih mengecewakan.



    Dan tibalah saatnya liburan UAS semester 1 Zainab yang telah dijemput sampai rumah terkena semprot kemarahan ibunya yang kecewa dengan hasil raport yang diterima bahkan sempat mengatai bodoh kepada Zainab.Kata-kata itu begitu menusuk di hati dan membuat Zainab untuk pertama kalinya merasa direndahkan oleh ibunya sendiri. Liburan yang semestinya menyenangkan menjadi masa-masa yang menyedihkan untuk Zainab. Waktupun berlalu kini Zainab telah menginjak kelas 9 ia mulai menjalin pertemanan dengan orang-orang yang diharapkan. Orang-orang yang mempunyai latar permasalahan yang sama dengannya yaitu permasalahan dengan keluarga dan bagaimana mereka diperlakukan keluarga mereka. Zainab sangatlah senang pada akhirnya mempunyai teman yang bisa mengerti dirinya, menemani hari-harinya kemudian sampai Zainabn lulus dengan hasil yang memuaskan.










Author : HAA
Editor by : كيرومي & Agnevl
Director : كيرومي

Komentar

  1. Maa syaa Allaah mumtaz, semangat menulis ukhtii

    BalasHapus
    Balasan
    1. selalu semangat,.. Insyaa Allah..., terimakasih komennya

      Hapus

Posting Komentar

hai..., terimakasih sudah mampir semoga ceritanya bisa menghibur dan menginspirasi melakukan hal-hal yang positif... silahkan bole meninggalkan pesan.. enjoy ..

Postingan Populer