MALAM
Tak banyak cerita tentangku. Sebatas gadis biasa, sama seperti gadis pada dasarnya, bukan darı keluarga berada, tapi juga bukan keluarga yang perlu dikasihani. Aku bukan anak semata wayang juga bukan anak tersayang. Cuma harapan pertama yang tidak pinter -pinter amat. Aku mempunyai adik perempuan yang lebih muda 4 tahun darı ku. Tak ada yang menarik diceritaku Myesha Khairunnisa.
Cerita kelamku di Masa putih abu-abu. Masa labil, dimana anak seusiaku berusaha menyingkap jati diri mereka. Mencari teman yang bisa diikuti tanpa pandang baik atau buruk untuk hari-hari kedepannya. Aku salah satunya. Prolog -nya, sekedar ditawarı ‘gulungan tembakau penuh laknat' oleh teman. Awalnya aku menolak, tapi karena jiwa ini terdesak “gengsi” akupun ikut menikmatinya. Dari titik itu, rangkaian cerita hidupku berubah, yang mulanya aku itu anak baik nan lugu. Jadi keras dan temperamen hingga puncaknya, saat aku menginjak kelas akhir, aku makin menjadi-jadi tak taat orang tua, bolos sekolah dan kenakalan lainnya. Semakin aku berbuat fatal, semakin aku tenggelam dalam kehampaan diri, tak dapat merasa bahagia seperti harı yang telah berlalu sebelum aku menghisap gulungan itu. Hingga datang hari itu, dimana ia datang dengan segala perubahan.
25 Maret 2019. Hari ke-20 di bulan Ramadhan. Merenung di selasar jalan, Sembari melihat lalu matangnya kendaraan segala ukuran. Memendam haus dan dahaga dengan isapan rokok. Pikiranku kalut dengan kekosongan. Memikirkan kelanjutan alunan kisah diri ini. Tiba-tiba, lewat laki-laki yang mungkin sepantaran dengan ku. Busananya rapi. ‘orang mau jumatan kalı ya?’ Batinku. Аku kembali pada gadget ku, tak peduli apa yang lelaki itu lakukan. Tak lama berselang, la menghampiriku dengan menyodorkan kantong plastik warna putih.
"Dari pada nge hisap yang kaya gituan mending makan kurma: Senyumnya terpancar saat menyadarkan kantong plastik itu.
Aku tertegun, tak ada yang bisa kukatakan. Aku pun akhirnya hanya terdiam dan ia pun berlalu. Saat aku buka, ternyata isinya 1 toples kurma. Antara malu dan kesal, disisi Allah memberikan hidayah-Nya
Semenjak detik itu, aku mengambil langkah baru, berusaha memperbaiki diri, memutus interaksi antara aku dan maksiat. Aku tinggalkan apa-apa yang tidak Allah Ridhoi atas dasar masa lalu dan Hidayah-Nya. Aku sadar diri, aku mulai mengenakan jilbab dan busana Syar'i, dan mulai ikut kajian-kajian di masjid dekat rumahku. Karena Hidayahnya lewat perantara lelaki Itu, aku bisa jauh lebih baik dari hari kemarin. Aku ingin bertemu dengannya sekali lagi, ingin aku tunjukkan bahwa lewat peгantaгanya, aku sadar bahwa langkah yang dulu aku ambil ternyata salah. Aku juga ingin berterima kasih dengannya, atas nasihat dan kurmanya. Tapi kenyataannya, hingga aku lulus SMA dan masuk kuliah aku tak kunjung menemukan nya, berkali-kalı aku mengunjungi tempat pertama kah kita bertemu, di hari yang sama, tapi aku tak bertemu dengannya. Tak ada kabar tentangnya. Walau pertemuan itu singkat, tapi penuh makna yang tersirat.
Hingga suatu ketika, usai kuliah, aku mampir ke toko dekat kos-kosanku. Seperti biasa, toko itu sangat sepi saat itu hanya ada 3 pelanggan. Aku dan 2 orang laki-laki. Awalnya ku hiraukan karena seorang muslimah harus menundukkan pandangan dihadapan yang bukan mahram. Tapi. seketika aku kaget mendengar suara salah satu dari mereka, aku jadi teringat pada lelaki 2 tahun silam yang memberikanku kurma, dan yang menjadi tonggak awal aku murai mengenal Nya. Spontan aku menoleh kearahnya. Walau samar, tapi aku mengingatnya. Temannya memanggilnya akhi'
"Kamu! Akhi” telunjuk ku lurus mengarah kepadanya.
“eeh... Siapa ya?" tanyanya keheranan.
aku tersentak “e..eh bentar-bentar dulukan kita ketemu pas aku nggak pake jilbab. AARGGHH !" Bаtinku bergejolak. Rasa maluku memuncak, spontan aku ları meninggalkan toko itu. "Astaghfirullah malu banget. Aku ngapain Ya Allah. Tanpa disadari. Perutku pun berkokok. Karena niat ku untuk makan siang. Setelah aku melihat sekitar, ternyata aku semakin dekat dengan kos-kosanku. Aku teringat abang-abang penjual ketoprak di samping kos kosan. Aku pun merogoh tasku untuk mengambil dompet. "Astaghfirullah, dompetku ga ada tiba-tiba, aku menangkap imaji seorang laki-laki membawa dompetku. Kulihat dengan jeli, aku dapati cowok itu adalah si 'Akhi' ditoko roti tadı. Batinku memekik "Argh.. diantara milyaran cowok di bumi ini, kenapa harus dia aku berbalik, karena aku masih malu karena kejadian tadi. Dia terus memanggil Mba... Mba'. Aku berjalan cepat menuju depan kosan tapi dia tetep ambisus ngikutin aku. Akupun berhenti "Mba... Maaf ini kayaknya dompetnya mba ketinggalan di toko yang tadi saya nggak ngambil apa-apa kok mba”.
Diterpa heningnya senja, tanpa pikir panjang, aku menyabet dompetku dari tangannya dan aku pun nyerocos bilang
“NIKAHI AKU AKHI !”
“eeeh..."
“ASTAGHFIRULLAH !! maaf mas, maaf saya nggak bermaksud aneh aneh kok mas... saya cuma… aaaaa…” aku galau lagi. Aku lari masuk ke kosanku. Badanku ambruk di kasur. Rasanya, badan ini mau remuk saking malunya.
3 hari berlalu. Yahh... Seperti hari-hari biasanya dan Alhamdulillah nya, aku ga ketemu sama dia lagi, kalau sampai ketemu lagi, mungkin hal ini tambah ga karuan, di balkon kosan meratapi senja yang akan berganti. Sembari memikirkan hal-hal apa saja yang telah terjadi di jam-jam sebelumnya.
"drrrt... deert... drrrtt” Ponselku bergetar, ternyata darı ibu. Aku pun mengangkatnya.
*Assalamualaikum....” Ibu membukа реrcakapan.
*Wa'alaikum Salam. Kenaра bu? kok tiba-tiba telpon?”
“Nak... siapin CV kamu ya nak... ada cowok mau ngelamar kamu.”
Deg. Suara tertahan di kerongkongan. Pikiranku kalut, nggak karuan. Kenapa ada yang mau ngelamar aku? ilmu diniyah ku masih tak sebanding dengan cewek muslimah diluar sana sadar diri untuk dikatakan istri Sholehah. Masih jauh.. aku itu mantan anak nakal. Aku dulu perokok tulen kadang masih petakilan kaya anak cowok.
“Maaf bu.. Myesha ga bisa jawab Sekarang"
Ibu menghela nafas
“Dipikirin bener-bener ya nak… jangan gegabah. Yang mau ngelamar kamu ini anak Sholeh lho. Sayang, kalo kamu telat, belum tentu ada gantinya belum tentu ada cowok se-sholeh dia bakal dateng lagi, cari cowok Sholeh kaya itu susah sekarang" Aku diam lagi, aku nggak berani jawab. Aku menyadari, harapan ibu begitu besar. "Mungkin itu dulu ya nak dipikirin bener bener ya... Assalamu'alaikum”
“Wa'alaikum Salam” Jawabku lesu. Telpon pun tertutup. Menyisakan gundah-gulana dihati ini. Apa dia mau menerima masa laluku? aku ini awalnya bukan cewek baik. Apa dia ga kecewa nanti? diantara beribu cewek ideal didunia ini, why must me? hari ini kacau. Allahu Akbar Allahu Akbar" Maghrib pun membuyarkan lamunanku. Aku pun bergegas mengambil air wudhu, dan segera pergi ke masjid.
Seperti biasa, ba'da shalat maghrib diselenggarakan kajian pra nikah di Masjid itu. Kajian Pra Nikah ini biasa diadakan di malam Jumat dan malam Sabtu. Banyak yang hadir disitu. Ada nasihat yang membuatku tertegun. ‘Nikah itu Ibadah, ga baik untuk seorang wanita yang mendapat lamaran dari cowo shalih dan baik akhlaknya. Tapi ia tolak. Belum tentu ada cowok sesoleh dia datang lagi’ Aku tersentak. Aku sadar bahwa tugas seorang wanita itu menerima lamaran lelaki shalih. Aku pun bergegas pulang ke kosan. Aku buka laptopku dan aku mulai mengetik di Microsoft word aku mencari dokumen mengetik hingga tak terasa masuk waktu isya'.
Aku dahulukan shalat dan berdoa yang terbaik untuk segala urusanku. Setelah usai, aku buka ponselku, ku cаri kontak ibu dan aku mulai mengetik. Ibu. Myesha insya Allah udah siap. Urusan selanjutnya Myesha serahin ke ibu ya.." sembari mengirim CV lamaran ku.
4 Hari berlalu. 05.07
“bug. bug, bug, KAK!!! 111 bangun ! mba! hari ini acaranya! ucap lysha kesal." Bentar lagi aku ngantuk uсарku 1½ Sadar, tanpa pikir panjang ia menggeser kakiku hingga aku jatuh ke tanah.
"Makanya! kalo dibangunın jangan susah-susah?! dah gek mandi! Sabunannya 3x!" dengan terpaksa, aku seret kakiku hingga kamar mandi. Setelah selesai, aku dirias oleh penata rias. Mukaku rasanya seperti dioyak-oyak. Usai sudah, aku pun digiring ke ruang utama, tempat dimana akad nikahku akan berlangsung. Aku duduk di kursi belakang bersama ibu dan adikku.
"Mbak cantik banget tau... ماشاء الله”. Bisik adikku. Aku hanya tersenyum penghulu pun memulai dilanjut dengan mempelai pria ‘Aziam Al-Akhirah’ itu namanya.
قبلت نكاحها وتزويجها ، ميشى خير النساء با العصر المذكى حلا
“SAAAHH... Alhamdulillah” Satu masjid pun bergemuruh, semua orang diruangan Itu bersorak. Ibu menangis haru sembari memelukku.
Aku kaget, mendapati kenyataan, bahwa cowok itu adalah cowok yang memberikanku kurma 3 tahun silam. Cowok yang mengembalikan dompetku. dan tanpa sadar, dia adalah cowok. yang nggak sengaja aku ajak menikah. =)
Takdir Allah itu selalu menjadi sebuah misteri yang nggak akan ada satupun makhluk yang tau. Terlebih Masalah Cinta. Cinta adalah sebuah misteri yang sulit dipecahkan. Hati dinamakan dengan Qalbun, Yang begitu mudah untuk untuk dibolak-balikkan. Itulah mengapa kita diperintahkan selalu berdoa يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك . (Wahai Dzat yang maha membolak balikkan hati, tetapkan hatiku diatas agama-Mu.)
Author : DHK
Editor by : قصيم
Director : كيرومي
Al-Qur'an, Surah At-Talaq (65:3):
BalasHapusوَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"And He will provide for him from where he does not expect. And whoever relies upon Allah – then He is sufficient for him. Indeed, Allah will accomplish His purpose. Allah has already set for everything a [decreed] extent."
Artinya: "Dan Allah akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Bagus ceritanya, baarokallaahu fiik, inspirasi untuk terus menulis, semangat
BalasHapus