KISAH PENGORBANAN SEORANG IBU



        Di bawah pengawasannya, dibawah didikannya, yang diiringi dengan kasih sayang, kelembutan dan kesabaran, telah tumbuh seorang anak yang gagah, cerdas dan sehat.

Rizki namanya, ia telah yatim sejak masih dalam kandungan ibunya. Beruntungnya dia memiliki seorang ibu yang membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Sekuat tenaga la mendidik anaknya seorang diri dan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. hingga tumbuhlah Rizki menjadi pemuda yang gagah, cerdas dan sehat. Namun dibalik itu semua sang ibu memiliki kekurangan, kedua matanya buta, tapi dengan segala keterbatasannya, ia tetap berusaha mencari uang sendiri dengan membantu tetangganya menjualkan kue kering mengelilingi kampung. Semua itu ia lakukan demi menafkahi sang anak dan mencukupi segala kebutuhannya.


            Pada suatu hari ibu Rizki tertidur lelap hingga ia terlambat bangun, lalu ia pun bergegas untuk membangunkan anaknya, Rizki pun terbangun dan segera mandi sedangkan si ibu menyiapkan sepiring nasi dan telur dadar ditemani segelas teh hangat untuk Rizki. Setelah Rizki selesai mandi ia segera duduk di meja makan untuk menyantap sepiring nasi dan telur dadar yang telah disiapkan ibunya. Namun saat Rizki meminum tehnya, seketika ia tersedak dan langsung memuntahkan tehnya, hal itu membuat sang ibu pun terkejut dan bertanya "ada apa nak?"

Rizki pun menjawab dengan nada yang membentak "Ibu ini bagaimana?!" "apa ibu tidak bisa membedakan antara gula dan garam?!"

"Kenapa teh ini rasanya aneh? seperti diberi garam didalamnya.”

Ibunya pun menjawab "maafkan ibu nak, tadi ibu terburu-buru ketika membuatkannya untuk mu.”

"Ahh sudahlah, karena ibu aku jadi terlambat ke sekolah!", jawab Rizki kesal.

Meskipun hatinya sangat hancur, tetapi sang ibu tetap menjawab dengan sabar dan lembut, "lya nak, sekali lagi ibu minta maaf atas kesalahan yang ibu lakukan", ucap ibu Rizki.

“Sudah cukup bu!, sekarang antarkan aku ke sekolah!" bentak Rizki dengan wajah merah diliputi kemarahan. Lalu ibunya pun mengantarkannya ke sekolah, setelah mengantarkan anaknya ke sekolah, ia pulang dan bersiap- siap ke rumah tetangganya untuk mengambil kue kering yang telah dibuatkan tetangganya untuk dijual.


            Terik matahari sangat menyengat, waktu menunjukkan pukul 11.00 saatnya bagi ibu Rizki untuk menjemput anaknya. Di sela waktu berjualannya, ia masih menyempatkan untuk menjemput anaknya, dan ia pun segera menuju ke sekolah, dan ternyata Rizki telah menunggunya di depan gerbang sekolah. Rizki pun memanggil ibunya dan sang ibu segera berjalan menuju sang buah hati dan berkata,"Ternyata kamu sudah menunggu ya nak, mari kita pulang”, ajak ibunya. Ketika di tengah perjalanan tiba-tiba Rizki berkata.

"Ibu, kenapa ibu berbeda dengan ibu yang lainnya?, aku sangat malu memiliki Ibu yang tidak sempurna. Semua teman- temanku sangat bangga pada ibunya. Ibu-ibu mereka sempurna, tidak cacat seperti ibuku. Mereka bisa meminta ibu mereka untuk membuatkan apa saja yang mereka minta.Salah seorang temanku ada yang meminta ibunya untuk membuatkan pizza untuknya, lalu dia membawa pizza itu ke sekolah dan ia bercerita jika ibunya yang membuatkannya, aku sangat sedih, aku iri dengan mereka yang ibunya sempurna, sedangkan ibuku cacat dan tidak bisa membuatkan apa yang aku inginkan, membuat teh saja rasanya asin",Ibunya pun terdiam lama. Tanpa disadari air mata menetes di pipinya. Hatinya sangat hancur mendengar perkataan anaknya, namun ia tetap menjawab dengan lembut dan sabar "Nak, meskipun ibu buta, tetapi ibu sangat menyayangimu, dan akan selalu menyayangimu, ibu akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak ibu tersayang.Rizki menjawab, "Apa gunanya ibu?, itu tidak akan mengurangi penderitaanku sama sekali, bahkan teman-teman perempuanku tak ada yang mau denganku, mereka takut bila nanti menikah dengan ku anak-anak kami akan buta seperti ibu", berlinanglah air mata sang ibu mendengar ucapan sang anak namun itu tak mengurangi sedikitpun kecintaannya kepada sang anak.Bahkan ia semakin memperbanyak do'a untuk kebaikan sang anak. 


            Ketika sampai di rumah, ibu Rizki ingin melanjutkan pekerjaannya menjual kue kering, sebelum ia meninggalkan anaknya dirumah, ia berkata "Rizki, maafkan ibu ya nak, karena ketidak sempurnaan ibu kamu jadi bahan ejekan teman-temanmu ."

“Rizki, pesan ibu jangan dengarkan kata orang yaa, karena itu tidak akan membuat hidupmu bahagia, fokus pada tujuanmu, Rizki belajar yang rajin, supaya bisa menjadi orang sukses dan bisa membeli apa saja yang kamu inginkan, maafkan ibu ibu tidak seperti ibu teman-temanmu yang bisa membuatkan apa saja yang anak mereka minta." 

"Tetapi ibu akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak ibu tersayang. Sudah ya nak, ibu berangkat bekerja dulu."

Rizki hanya terdiam mendengarkan perkataan sang ibu. Ibunya pun berangkat dan Rizki masuk ke dalam rumah untuk tidur siang. 


            Waktu berlalu begitu cepat, Hari berganti bulan, bulan berganti tahun hingga 10 tahun kemudian selesailah pendidikan Rizki, sebentar lagi ia akan diwisuda dan menerima gelar sarjana. Betapa bahagianya hati sang ibu, namun saat berangkat untuk wisuda, Rizki sama sekali tidak mengajak ibunya. Ia berangkat sendiri, sementara teman-temannya datang dengan keluarga mereka. Mereka terlihat sangat bahagia, Namun tidak dengan Rizki, ia sangat sedih karena memiliki ibu yang cacat. HIngga suasana yang seharusnya penuh kegembiraan berubah suram karena dirinya harus datang seorang diri tanpa didampingi seorang pun. Tapi baginya itu lebih baik, daripada jika ia datang bersama ibunya itu hanya akan membuat Rizki menjadi semakin malu di hadapan teman-temannya. 


            Saat  Rizki sedang di wisuda, ternyata tanpa disangka sang Ibu datang. Rupanya sang ibu yang  sangat ingin menyaksikan wisuda anaknya dengan susah payah meminta bantuan dari beberapa orang tetangga dekat, hingga sampailah beliau di tempat Rizki wisuda. Ia terlihat amat senang mendengar nama Rizki dipanggil. Ketika wisuda selesai sang ibu mencari keberadaan Rizki diantara banyak orang. Meskipun ia buta, namun tak ada kesulitan dalam mencari sang anak, karena ia yang melahirkan dan merawat Rizki sejak kecil dan nalurinya seorang ibu pasti jauh lebih kuat dari matanya yang buta. Rizki begitu terkejut melihat kedatangan sang ibu yang begitu tiba-tiba di hadapannya, apalagi dengan tangannya yang gemetar sang ibu meraba wajahnya dengan rasa haru. Hingga seorang wanita disamping Rizki bertanya "Siapakah wanita buta itu Rizki?" Betapa malunya Rizki. Ia langsung menepis tangan sang ibu dan berlari keluar dengan marah. Langsung pulang ke rumah. 



            Sang ibu dengan perasaan sedih dan langkahnya yang terseok-seok mencoba pulang menyusul anaknya. Namun takdir berkata lain, memang ajal manusia tak ada yang tau. Karena sedih dan tergesa-gesa ingin menyusul RIzki, sang ibu dengan gegabah menyeberang jalan tanpa bantuan seorangpun. Tiba-tiba tubuhnya langsung terhempas oleh kendaraan yang tengah melaju kencang dari arah yang berlawanan. Kecelakaan pun tak terelakkan dan naasnya hal itu membuat ibu Rizki langsung meninggal di tempat. Karena lokasi kecelakaan tak jauh dari kampus, maka atas bantuan teman-teman Rizki. Polisi dengan cepat meluncur ke alamat rumah Rizki. Rizki begitu terkejut mendapat kabar bahwa ibunya mengalami kecelakaan dan segera bergegas berangkat ke rumah sakit tempat ibunya dirawat sementara. 


            Saat menunggu sang ibu dibersihkan, ia membuka tas lusuh milik ibunya yang selama ini beliau bawa ke manapun. Sebelum pergi, polisi menyerahkan tas ini pada Rizki. Tas ini ada pada pinggang sang ibu saat kecelakaan.Rizki membuka tas itu perlahan, ingin mengetahui apa saja yang ada didalamnya. Pertama ia menemukan foto ibunya saat masih muda saat ia hamil dan saat Rizki masih bayi. Tiba-tiba terjatuh lipatan kertas lusuh dari sela-sela foto yang. dipegangnya, di situ ada tulisan sang ibu, yang isinya,


12 Oktober 1998.

Anakku Rizki, Ibu sangat menyayangimu. Meskipun engkau buta, namun ibu amat menyayangimu. Apapun akan ibu lakukan demi kebahagiaanmu. Anakku, mungkin ini terakhir ibu bisa menulis surat, karena mulai besok ibu tidak akan bisa melihat lagi, karena ibu akan mendonorkan mata ibu untuk mu. Agar engkau bisa melihat indahnya dunia. Jalanmu masih panjang. sedangkan ibu sudah cukup tau untuk melihat dunia, Kini giliranmu untuk menikmati hidup yang normal. Namun meski ibu buta, ibu akan tetap menyayangimu dan akan selalu Menyayangimu. Ibumu.


            Betapa terpukulnya Rizki selesai membaca surat Ibu. Bergegas ia masuk ke kamar mayat dan memeluk kaki sang ibu yang telah kaku Menjadi mayat. Sudah terlambat untuk meminta maaf. dan tak ada lagi kesempatan untuk membahagiakan sang ibu di akhir hidupnya. Rizki sangat menyesal terhadap perlakuannya dulu, sejak saat itu ia berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik, dan ia selalu mendoakan ibunya di setiap sujudnya.

 

                                                              --- TAMAT ---


Author : RMR

Editor : Agnevl

Director : كيرومي


Komentar

Postingan Populer